EMPAT ORANG TEWAS TRAGIS

EMPAT ORANG TEWAS TRAGIS

Ditujah Teman, Hanyut, Kesetrum dan Mengapung

\"\"

Tempo sehari, masyarakat dihadapkan pada empat kejadian tragis yang memilukan. Nyawa melayang siang-sia. Tewas karena perkelahian, hanyut, kesetrum dan mayat mengapung di siring.

Peristiwa tragis dan memilukan ini terjadi di dua Kabupaten, yakni Bengkulu Tengah (Benteng) dan Mukomuko. Kasus pertama terjadi di kawasan gunung Desa Tanjung Heran, Kecamatan Taba Penanjung, kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), sekitar pukul 01.30 WIB, Minggu (29/1) dinihari.

Salah seorang petani, Amrulah (32), warga Desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang bersimbah darah setelah ditusuk (ditikam,red) oleh temannya sendiri, Li (38), yang juga merupakan warga asal Kabupaten Kepahiang.

Korban ditusuk dengan menggunakan sebuah pisah dapur tepat di bagian ulu hati hingga mengakibatkan pendaraan hebat. Kronologis kejadian berawal dari korban bersama pelaku serta empat orang rekannya sedang asik minum tuak di salah satu warung di Desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang sekitar pukul 23.05 WIB.

Saat sedang asik minum, terjadilah cekcok mulut antara korban dan pelaku yang diduga merupakan perkara uang. Tek henti sampai disitu, keenam orang tersebut langsung pergi meninggalkan warung tuak dengan menggunakan mobil jenis minibus ke arah pegunungan.

dalam keadaan mabuk, keenam orang tersebut berhenti tepat di depan warung manisan milik Muklis dan berniat mampir. Hanya saja, sesaat hendak berjalan masuk ke dalam warung, tiba-tiba pelaku langsung mengeluarkan sebilah pisau dan seketika menujah korban tepat di bagian perut.

Usai menujah sembari membawa pisau, pelaku langsung melarikan diri ke arah semak-semak kawasan pegunungan dan meninggalkan tempat kejadian perkara (TKP).

Melihat korban berlumuran darah, korban langsung dibawah oleh temannya ke RSMY Kota Bengkulu guna mendapatkan perawatan intensif. Sayangnya, setiba di rumah sakit, nyawa korban tidak bisa tertolong lagi dan harus menghembuskan nafas terakhir.

Ketika dikonfirmasi, Kapolres Bengkulu Utara, AKBP Andhika Vishnu SIK melalui Kapolsek Taba Penanjung, AKP David Tampubolon SIp, membenarkan kejadian tersebut.

Mengungkap motif kejadian, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi yang merupakan teman korban. \"Kita sudah melakukan pemanhggilan terhadap sejumlah saksi. Untuk pelaku, saat masih dalam proses pengejaran anggota kepolisian,\" jelas Kapolsek.

 Bocah Tenggelam

Sementara itu, kejadian naas dialami salah seorang bocah, Tedi (5), warga Desa Rindu Hati, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah (benteng). Korban tewas setelah tergelincir dan hanyut di aliran sungai Rindu Hati.

Peristiwa tersebut terjadi saat korban bersama sepupunya, Tiara (5) sedang asyik mandi di aliran sungai Rindu Hati, sekitar pukul 14.00 WIB, kemarin (29/1).

Tak lama kemudian, korban yang saat itu berdiri diatas batu seketika tergelincir dan masuk kedalam sungai yang memiliki debit air yang deras.

Tak berdiam diri melihat korban, Tiara pun bergegas mengikuti aliran sungai untuk mengejar korban. Korba Korban terserat arus hingga sejauh 50 meter akhirnya terhenti lantaran tersangkut pada bebatuan.

Melihat teriakan Tiara, salah seorang warga setempat yang saat itu sedang mencuci pakaian langsung meminta pertolongan kepada warga. Korban yang sudah tak bernyawa akibat benturan keras dibagian kepala pun langsung dibawa oleh warga ke kediamannya untuk dikebumikan.

Kades Rindu Hati, Sultan Muklis membenarkan adanya peristiwa tersebut. \"Setelah dilakukan pemeriksaan, memang terdapat benjolan dibagian kepala korban,\" ungkap Kades.

Pelajar Kesetrum

Ardianto (12), pelajar SLTPN 13 XIV Koto, tewas kesetrum, Minggu (29/1) sekitar Pukul 19. 20 WIB di kediamannya di Desa Pauh Terenjah, Kecamatan XIV Koto.

Data terhimpun, saat itu korban akan memasak nasi menggunakan magicjar. Diduga tersengat tingginya tegangan api listrik PLN tepatnya ketika mencolokkan kabel ke aliran listrik tersebut dan pada saat itu di duga tangan korban masih basah terkena air.

Ibu korban yang saat itu melihat anaknya kesetrum dan terpental, langsung meminta bantuan warga sekitar dan dibawa ke petugas Puskesmas terdekat. Namun Tuhan berkehendak lain, pelajar itu meninggal dunia sebelum mendapatkan penanganan secara intensif.

“Pelajar itu kesetrum listrik ketika akan memasak nasi,” ujar Pemuda Kecamatan XIV Koto, Wahyudi kepada Bengkulu Ekspress.

Namun, ia tidak mengetahui pasti kronologis kejadian tersebut. Pelajar yang tinggal bersama ibunya, Roza di salah satu rumah kontrakan itu meninggal dikarenakan kesetrum listrik.

Pada malam ini (kemarin), jenazah pelajar itu akan dibawa ke Sumatera Barat untuk dimakamkan di tempat kelahirannnya. “Jenazah korban dibawa ke Tapan, Sumatera Barat dengan menggunakan mobil ambulance untuk di makamkan,” tambah warga lainnya Jalal.

Mayat Mengapung

Sedangkan di Desa Ujung Padang, Kecamatan Kota Mukomuko, Kabupaten Mukomuko mendadak heboh. Ini setelah ditemukannya mayat seorang laki-laki dengan kondisi mengapung di siring. Tepatnya di belakang salah satu rumah warga setempat.

Mayat yang belum diketahui identitas itu, ketika ditemukan sudah berbau busuk pada kondisi mengapung dan hanya mengenakan celana dalam dan sarung tangan yang masih melekat di kedua tangannya.

Mayat itu ditemukan pertama kali oleh Inun (53) dan anaknya Viktor (28) warga setempat, kemarin (29/1) sore sekitar pukul 15.05 WIB. Saat itu ibu dan anak tersebut menuju ke belakang rumahnya dengan tujuan untuk mencari rumput.

Saat itu ketika melintas jembatan kecil yang terbuat dari kayu. Langsung terkejut melihat sesosok mayat yang tengah mengapung. Spontan, ia dan anaknya tersebut langsung memberitahu warga setempat dan Polisi. Hanya selang beberapa menit. Jajaran Polres Mukomuko yang di pimpin Kasat Reskrim AKP Edriyan Wiguna, menuju lokasi. Selain mengamankan lokasi dan di pasang Police Line.

Juga langsung melakukan evakuasi hingga mayat tersebut dibawa ke RSUD Mukomuko. Termasuk Kades Ujung Padang, Yan Daryat, langsung ke lokasi. Kades memastikan mayat itu bukan warga setempat. “ Mayat tanpa identitas itu tidak kita kenal,” akunya. Kades juga menyampaikan mayat itu temukan warganya di siring yang berisikan air yang mengalir hingga ke sungai Selagan di wilayah tersebut. “Warga saya yang menemukan ketika melintas melewati jembatan kecil untuk mencari rumput makanan ternak.

Melihat ada mayat , langsung memberitahukan kepada warga lainnya,” ungkapnya. Kapolres Mukomuko, AKBP Sigit Ali Ismanto SIK melalui Kasat Reskrim AKP Edriyan Wiguna SIK belum dapat menyimpulkan lebih jauh terkait penemuan mayat tersebut. Selain telah dilakukan evakuasi. Mayat tersebut dibawa ke RSUD Mukomuko menggunakan ambulanc untuk dilakukan visum oleh tenaga medis.

“Hingga sore ini (kemarin), hasilnya masih menunggu. Kami mengimbau bagi warga yang merasa kehilangan anggota keluarganya agar segera datang ke RSUD maupun ke kepolisian terdekat,” singkat Kasat Reskrim. (900/151)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: